JAKARTA, Tren5.co.id - Perkembangan teknologi informasi dan turunannya, terutama media sosial menyebabkan semua pikiran radikal, ekstrimis, bahkan teroris tak mampu dibendung lagi.
Kasus peledakan bom di Masjid Cirebon hingga ekstrimisme mendapatkan momentumnya dari media sosial. Menyempurnakan peribahasa, media sosial dan ekstrimisme bagaikan kolam dan ikannya.
Umumnya masyarakat peka terhadap bahaya intoleransi, namun tidak banyak yang peka terhadap bahaya ekstrimisme berbasis kekerasan yang sesungguhnya mengarah kepada intoleransi.
Apalagi terhadap sikap ekstrim yang tidak/belum berbasis kekerasan (misalnya seruan intoleransi, diskriminasi, dan SARA).
Ini dibuktikan dengan gencarnya penyebaran informasi yang menyerukan atau mendukung sikap intoleran, rasisme, radikalisme, bahkan sikap ekstrimisme di WA grup, facebook, twitter, youtube dan medsos lainnya.
Maraknya intoleransi di masyarakat adalah situasi yang melatarbelakangi Pemuda Banser NU. Sebagai anak bangsa, yang merasa perlu berperan aktif mempertahankan ideologi bangsa dari ancaman-ancaman yang datang tanpa henti.
Meneguhkan toleransi dan moderasi sebagai komitmen dalam menciptakan Moderasi Beragama di semua lini kehidupan masyarakat.
Dalam rangka memerangi radikalisme agama dalam berbagai bentuk, Pemuda Banser NU membentuk Detasemen Khusus 99 (Densus 99).
Diketahui, Densus 99 bertugas mengamankan program-program keagamaan dan program-program sosial kemasyarakatan sebagai partisipasi GP Ansor kepada negara dalam menghadapi tantangan global dan upaya memerangi radikalisme agama dalam berbagai bentuk, demikian dikutip dari kanal Banserbanyumas,
Tagar Densus 99 pun mendadak viral di media sosial, khususnya twitter.
Viralnya Densus 99 buntut ramainya pembahasan menganai sosok Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut.
Diketahui, Densus 99 menjadi satuan tetap Banser. Gus Yaqut sendiri merupakan panglima tertinggi Banser.
Densus 99 disebut-sebut menjadi salah satu kelompok yang akan melawan pihak-pihak yang menyudutkan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut.
Densus 99 bertugas mengamankan program-program keagamaan dan program-program sosial kemasyarakatan sebagai partisipasi GP Ansor kepada negara dalam menghadapi tantangan global dan upaya memerangi radikalisme agama dalam berbagai bentuk. Demikian dikutip dari kanal Banserbanyumas.
Disebutkan, satuan ini bertugas mengumpulkan, menganalisis dan melaporkan informasi kepada pimpinan dan berfungsi untuk melakukan pencegahan dan penangkalan terhadap berbagai upaya yang mengarah pada kekerasan atas nama agama, menjaga, memelihara, dan menjamin keamanan dan kenyamanan setiap warga negara dalam menjalankan agama dan kepercayaannya terutama adalah rasa aman dan nyaman kepada seluruh warga.
Saat ini, Densus 99 dikomandoi Noeruzzaman.
Densus 99 sebenarnya sudah eksis dari sejak yang tahun 2011 yang pada awal dibentuknya adalah untuk menangani teroris seperti Densus 88 yang dimiliki Polisi.
"Selain pencegahan, Densus 99 juga melakukan monitoring dan manakala menemukan tindak kekerasan harus dilaporkan kepada aparat. Kalau aparat tidak sanggup, Densus 99 wajib menangkap teroris itu," kata Nusron Wahid, Ketua PP GP Ansor saat itu dalam apel Banser sebelum puncak Harlah ke-85 NU di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pada Minggu, 17 Juli 2011.
Nusron Wahid menjelaskan, Densus 99 didirikan tepat pada ulang tahun ke-77 GP Ansor pada 24 April 2011.
Pembentukannya bertepatan dengan banyaknya radikalisasi yang mengatasnamakan agama, termasuk pula peledakan bom yang mengatasnamakan agama di tempat umum dan masjid.
Tugas densus ini adalah melakukan pencegahan terorisme dan memberikan edukasi kepada publik supaya tidak terprovokasi oleh gerakan-gerakan yang menginginkan Indonesia bubar.
Ia mengatakan, sebegai pelopor dibentuklah Densus 99 oleh GP Ansor cabang Cirebon.
"Karena Cirebon adalah daerah yang sempat kecolongan di mana ada masjid yang dibom," imbuhnya.
Belakangan, nama Densus 99 kembali muncul setelah ramai warganet membicarakan mengenai kontroversi Menag Yaqut Cholil Qumas.
Di media sosial disebutkan bahwa Gus Yaqut bukanlah orang biasa, melainkan seseorang dengan jutaan pemuda di belakangnya.
Pernyataan tersebut kemudian ramai diperbincangkan warganet di Twitter yang kemudian membuat nama Densus 99 trending dan viral.
Nama Densus 99 diambil dari asmaul husna atau nama-nama yang indah bagi Allah, yang jumlahnya 99.
Dikatakan oleh Nusron kala itu, Densus ini nantinya akan dilatih juga oleh aparat kepolisian dan akan dilengkapi kemampuan menjinakkan bom dan kontraintelijen.
(*/red)