LAMSEL, Tren5.co.id- Kiprah Ikatan Dokter Indonesia ( IDI ) Kabupaten Lampung Selatan menjadi sebuah Barometer di Provinsi Lampung.
Kebradaan dan kinerja Organisasi Independen IDI Kabupaten Lampung Selatan terus di lakukan semaksimal mungkin dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat luas.
Berkaitan Arus Mudik Lebaran Idul Fitri 1444 H / Tahun 2023 sampai Arus balik Lebaran 2023 menjadi momen penting bagi Pihak IDI Lamsel dalam berperan aktip memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya pemudik yang memerlukan bantuan pelayanan Kesehatan.
Kesibukan IDI Lamsel menjadi barometer asbab Kabupaten Lampung Selatan menjadi Protokoler dengan adanya Pelabuhan Penyeberangan ASDP Bakauheni sebagai Pintu Gerbang Sumatera Jawa, dan Bandara Nasional Radin Inten II di Beranti Natar.
Hal itu di jelaskan oleh Ketua Ikatan Dokter Indonesia ( IDI ) Kabupaten Lampung Selatan dr. Wahyu Wibisana saat tim Ikatan Wartawan Online Indonesia ( IWOI ) Kabupaten Lampung Selatan menyambangi Posko Kesehatan IDI di Are Pelabuhan Bakauheni dalam giat Pantawan Arus Balik Lebaran Idul Fitri 1444 H / Tahun 2023. Pada Selasa (25/04/2023)
Dikatakan dr. Wahyu Wibisana, bahwa sebanyak 70 dokter IDI Lamsel telah di siapkan mulai dari H-7 Arus Mudik Lebaran Idul Fitri sampai H+7 atau sampai tanggal 30 April 2023.
"Keberadaan kita di Pos Kesehatan IDI Arus Mudik dan Arus Balik Lebaran Idul Fitri 1444 H Bakauheni ini merupakan bagian dari pelayanan kepada masyarakat. IDI secara umum melayani masyarakat itu sudah biasa, tapi ini kita melayani masyarakat dari berbagai Provinsi yang masuk dan melewati Pelabuhan Bakauheni secara profesional dengan free (gratis). ungkap dr Wahyu
Masih kata dr. Wahyu, "Kita telah mempersiapkan sebanyak 70 dokter yang tergabung dalam IDI Lamsel
dengan pembagian sif 12 jam, dari jam 08.00 Wib Pagi sampai 20.00 Wib Malam secara bergantian. Untuk kebutuhan makan dan minumnya telah di persiapkan, dan anggarannya murni dari IDI Kabupaten Lampung Selatan, karna kami Organisasi yang independen, jadi dengan swadaya sendiri". Tuturnya.
Ketua IDI Lamsel tersebut melanjutkan, "Kami sebagai Perpanjangan tangan Kantor Kesehatan Pelabuhan ( KKP ) Bakauheni, jadi untuk pelaporan ke Mentri Kesehatan ( Kemenkes ) melalui KKP, ada berapa pasien yang di tangani dalam perharinya, kemudian KKP yang melaporkan ke Kemenkes. Sejauh ini pasien yang kita tangani hanya faktor ke lelahan, rata rata dari penumpang reguler ( pejalan kaki ). Alhamdulillah belum ada tindakan, dinamikanya masih terkontrol. Jika ada yang berat, dan kita tidak bisa menangani, maka akan kita ajukan rujukan ke Rumah Sakit, karna kita polanya Rujukan sesuai SOP nya. Obat obatan yang kita siapkan adalah obat obatan standar dokter, bukan obat generik". terangnya.
dr. Wahyu menambahkan, "Kami berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat sesuai slogan kami yaitu " IDI Selalu Di Hati". Masyarakat harus tau, bahwa IDI itu bukan seperti Kaum yang borju/glamor.Kami ingin berada di tengah tengah masyarakat, kegiatan ini kan secara Nasional. Kita memberikan pelayanan tidak pakai BPJS atau bayar, semuanya free/gratis". Pungkas Ketua IDI Lamsel dr. Wahyu Wibisana.
[Liana/tim]